Minggu, Mei 29, 2016

Membangun Prestasi Masa Depan Sepak Bola Aceh

Membangun Prestasi  Masa depan Sepak Bola Aceh

                                Oleh :
                          Muharil.S.P.d

      Sepak bola dan prestasi .Banyak  yang bertanya tentang prestasi sepak bola Aceh yang minim prestasi. Dikalangan masyarakat Aceh sendiri terdapat isu isu yang selalu dan hangat diperbincangkan yaitu  " masa ia tidak bisa mencari  12 orang ataupun satu tim sepak bola yang hebat dari ratusan ribu rakyat  Aceh? Kemudian ada lagi isu yang berkembang  sistem penjaringan atlit pileh aneuk kumun droe di dunia persepakbolaan Aceh.Sehingga dari  masalah di atas masyarakat awam menilai dan menjadikan parameter dalam mengukur rendah nya prestasi sepak bola Aceh.
       Dalam rangka membenah masa depan sepak bola Aceh  yang berprestasi maka merujuk dari pendapat ahli yaitu :
    Menurut  Toho  Cholik  Mutohir  (2007:  6),  SDI  diperlukan  sebagai indikator  keberhasilan  pembinaan  olahraga.  Selama  ini  keberhasilan pembinaan  olahraga  selalu diukur  dengan  keberhasilan  meraih medali.Padahal seharusnya  tidak  hanya  itu.  Bersama  dengan  Ali  Maksum, Toho  memaparkan  bahwa keberhasilan pembangunan  olahraga  disuatu Negara harus  diukur berdasarkan  4  dimensi:

1.  Ruang  terbuka Ruang  terbuka  merupakan  suatu  kebutuhan  bagi  masyarakat  untuk melakukan  aktivitas  fisik.  Keberadaan  ruang  terbuka  olahraga  yang mudah diakses  oleh  semua  lapisan  masyarakat  dapat  mendorong  terciptanya suatu  masyarakat  yang  gemar  berolahraga  atau  beraktivitas  fisik.  Ruang tebuka  merujuk  pada  suatu  tempat  yang  diperuntukkan  bagi  kegiatan olahraga  oleh  sejumlah  orang  (masyarakat)  dalam  bentuk  bangunan  dan /atau  lahan.  Bangunan  dan  lahan  terbuka  dapat  berupa  lapangan  olahraga yang  standar  ataupun  tidak,  yang  tertutup  (indoor)  maupun  terbuka  (outdoor), atau  berupa  lahan  yang  memang  diperuntukkan  guna  kegiatan  berolahraga untuk  masyarakat.Sedangkan  agarbisa  dikatakan  sebagai  ruang  terbuka, olahraga  harus  memenuhi  persyaratan  antara  lain  sebagai  berikut;  (1) didesain  untuk  olahraga,  (2)  digunakan  untuk  olahraga,  (3)  bisa  diakses  oleh masyarakat  luas.

2.  Sumber  Daya  Manusia  (SDM) Dinamika  kegiatan  keolahragaan  akan  sagat  ditentukan  oleh  SDM (Sumber  Daya  Manusia)  yang  menggerakkan  roda  kegiatan.  Pengembangan SDM  ini  sudah  mengalami  perubahan  yang  sangat  berarti  seiring  dengan anggapan  dasar  yang  berbeda.  Dahulu  SDM  dianggap  sebagai  tenaga  kerja yang  diset  untuk  efisiensi  produksi,  sehingga  fungsinya  sebagai instrumen.Sedangkan  saat  ini  SDM  ditempatkan  sebagai  modal  kerja sehingga  kemampuan,  pengetahuan  dan  keterlibatannya  dalam  setiap pengambilan  kebijakan  lebih  meendapat  peenekanan.  Dengan  demikian SDM  dalam  olahraga  yang  dimaksudkan  mengacu  pada  ketersediaan  pelatih olahraga  dan  instruktur  olahraga  tertentu.

3.  Pertisipasi Dari  perspektif  peerorangan  dikatakan  bahwa,  rendahnya  tingkat partisipasi  berolahraga  disebabkan  oleh  beberapa  hal  antara  lain:
  (1) kegiatan  olahraga  yang  cenderung  berorientasi  pada  peningkatan  prestasi,
(2)  rendahnya  derajat  kesehatan  atau  kebugaran  jasmani  sehingga  secara psikologis  merasa  tidak  mampu,
(3)  tingkat  ekonomi  yang  rendah  sehingga tidak  sangggup  memenuhi  pengeluaran  minimal  untuk  melibatkan  diri  dalam kegiatan  olahraga,
(4)  terkurasnya  tenaga  dan  waktu  akibat  terlalu  sibuk dalam  pekerjaan.

4.  Kebugaran Kemajuan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  ternyata  berdampak  pada pola  aktivitas  masyarakat.  Peralatan  yang  serba  otomatis  seperti  tangga elektronik  dan  remote  control  membuat  orang  relatif  tidak  melakukan  aktivitas fisik.  Hal  yang  sama  telah  melanda  masyarakat  yang  ada  di  Indonesia, dimana  kemutakhiran  teknologi  saat  ini  telah  mempengaruhi  kondisi kesehatan mayarakat.

                  Kesimpulan

Dari  beberapa  ulasan  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  untuk mengukur  tingkat  pembangunan  olahraga khusus nya sepak bola tidak  hanya  dilakukan dengan  satu  indikator,  yaitu  perolehan  medali,  tetapi  bisa  dilakukan  dengan mengukur  pembangunan  olahraga  Indonesia  melalui  SDI  (Sport Development  Index). Sport  Development  Index  adalah  istilah  baru  dalam  olahraga Indonesia  yang  diklaim  sebagai  parameter  baru  untuk  mengukur  kemajuan pembangunan  olahraga  yang  mencakup  empat  dimensi  dalam  lingkup  SDI, antara  lain:  (1)  ketersediaan    ruang  terbuka  untuk  olahraga,  (2)  partispasi masyarakat,  (3)  sumber  daya  manusia  (SDM),  dan  (4)  tingkat  kebugaran jasmani  masyarakat.  Pembangunan  olahraga  Sepak bola Aceh berprestasi yang berhasil  akan  mampu  mendorong  empat  dimensi  dasar  tersebut  untuk berkembang dan maju secara bermakna

Jumat, Mei 13, 2016

ORGANISASI OLAHRAGA DAN KEPENTINGAN POLITIK DI PROVINSI ACEH

ORGANISASI OLAHRAGA DAN KEPENTINGAN POLITIK
DI PROVINSI ACEH

Oleh :
Muharil. S.Pd

                                                                                                                                                                                   Olahraga dan Politik yang seharusnya dipisahkan,namun olahraga terbukti  telah sering dikaitkan dengan politik. Salah satu contoh fenomenal  terjadi ketika Jerman di bawah Hitler menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1936. Hitler ingin menggunakan kesempatan tersebut sebagai bukti keunggulan ras Arya. Namun, bintang saat itu adalah wakilAmerika Serikat Jesse Owens yang berkulit hitam. Hitler kecewa dan meninggalkan stadion di Berlin tanpa memberikan ucapan selamat kepada Owens. Dan masih banyak cerita diseluruh belahan dunia tentang dunia olahraga dan politik, Aceh yang menjadi provinsi  pertama indonesia dimana tempat O km nya tanah republik  indonesia juga  tak luput keterkaitan politik dengan organisasi olahraga, baik itu intervensi dan mengambil manfaat secara  ekonomi, sosial, bahkan politik. yang berimbas kepada pengembangan dan prestasi cabang olahraga yang ada di provinsi Aceh.                                              

Di provinsi  Aceh jabatan ketua organisasi semua cabang  olahraga khusus nya cabang sepakbola menjadi rebutan oleh semua pihak pihak yang ingin mengambil keuntungan, baik itu di level klub maupun asosiasi, ramai diperebutkan. Selain karena kecintaan terhadap sepak bola, muncul kecurigaan ambisi itu juga didasari oleh keinginan untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, bahkan politik. Semuanya dimungkinkan karena sepak bola telah berkembang menjadi wahana strategis dalam berinteraksi dengan massa. Salah satu pemicunya adalah kekuatan suporter. Mereka bisa menjadi pressure group saat jendela transfer pemain dibuka, tetapi juga mitra dalam penggalangan dana. Masih banyak peran lain suporter yang mungkin saja terkendali, mungkin juga tidak. Namun realita yang  terjadi di Aceh, organisasi olahraga sering di digunakan oleh pelaku politik untuk mendongkrak karir dan mendapat simpatik masyarakat, mereka sering menjanjikan janji manis kepada masyarakat  akan membangun dan mengembangkan olahraga jika terpilih dan tercapai misi  misi politik mereka, aka tetapi janji janji yang pernah di ucapkan tidak pernah direalisasikan setelah semua yang menjadi misi mereka tercapai.


                Olahraga sebagai upaya untuk menunjukkan kebesaran atas suatu pandangan, masih sering dilakukan sampai saat ini. Beberapa tim sepak bola profesional, secara eksplisit maupun implisit, berkembang dengan dilandasi oleh semangat tersebut. Kondisi demikian mengakibatkan suatu klub harus menerima stigma tertentu. Mungkin saja stigma itu tidak dikehendaki oleh pengurus klub. Tetapi, klub memang tak bisa dipisahkan dari suporternya. Suporter memberi  aksentuasi dalam pengembangan ekonomi klub. Kesetiaan mereka juga merupakan faktor nonteknis dalam pencapaian prestasi. Tetapi, hal-hal nonteknis itu sering juga ditunjukkan di luar lapangan. Tak heran bila mereka lalu diasosiasikan dengan kekuatan tertentu, seperti yang terjadi di Aceh.  Para pendukung  klub Sepak Bola populer di aceh,khusus nya banda aceh, dianggap sebagai salah satu kelompok massa yang berperan sentral  menaikkan popularitas dan memenangkan dua orang  calon  dari salah satu partai politik nasional dalam pemilihan calon anggota DPR DAN DPRA 2014 sampai 2019 . Terlepas dari latar belakang sesungguhnya peristiwa pada masa pemilu 2014 di provinsi aceh, kita diingatkan bahwa olahraga berpotensi dijadikan alat untuk kepentingan nonolahraga karena Pemilihan kepala daerah 2017 semakin dekat, diharapkan kepada semua insan yang berkecimpung dalam olahraga dan organisasi olahraga agar tidak mudah dimanfaatkan dan di iming imingi oleh para pelaku untuk kepentingan misi misi politik.


Illiza Sa`aduddin Djamal, SE Calon Terkuat Ketua PP PERPANI

Illiza Sa`aduddin Djamal, SE Calon Terkuat Ketua PP PERPANI Jakarta, Muharilsport. - Illiza Sa`aduddin Djamal, SE mantan walikota B...