PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN POLA GERAK
DASAR MELALUI PENGEMBANGAN KEBUGARAN JASMANI
A.
Pola Gerak Dasar
Gerak dasar merupakan gerak yang
bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar akan menjadi
landasan yang kokoh untuk dapat mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks.
Berlari, melompat, dan melempar merupakan motorik kasar yang bisa dilakukan
siswa, seiring dengan bertambahnya usia mereka dan dipengaruhi oleh faktor
latihan, motorik kasar tersebut akan menjadi semakin kokoh dan sempurna.
Harrow mengemukakan bahwa gerak dasar
merupakan pola gerak yang inheren yang
membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi (1)
gerak lokomotor; (2) gerak non lokomotor; dan (3) gerak manipulatif. Kemampuan gerak dasar akan berkembang
menjadi suatu keterampilan motorik tertentu, hal ini akan bergantung pada
sejauh mana mereka mendapatkan pengalaman gerak dari lingkungannya yang
kemudian akan membentuk long term memory
untuk mempelajari gerak yang lebih kompleks. Peran orang tua, anda sebagai guru
PJOK, teman, dan orang-orang terdekat serta sarana prasarana akan sangat
mempengaruhi hal itu.
Masa kanak-kanak adalah waktu yang
tepat untuk meningkatkan keterampilan sebagai langkah awal pembentukan
pola-pola gerak yang baik. Periode kanak-kanak merupakan periode peningkatan
yang besar dalam penampilan keterampilan dasar dan pola gerak. Mereka harus
mulai belajar menggabungkan dan merangkai keterampilan dasar menuju keterampilan-keterampilan
yang berhubungan dengan olahraga yang sifatnya kompleks, seperti lari untuk
menangkap bola yang memantul sambil melempar kearah sasaran yang tepat dalam
posisi bergerak pula.
Gerakan-gerakan dasar, seperti lari,
lompat, dan lempar banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari bersifat
alamiah dan semua anak normal biasanya sudah menguasai gerakan ini pada
usia-usia awal mereka Namun demikian bukan berarti gerakan dasar tersebut tidak
perlu dilatih, memperbanyak ataupun melatih pengalaman anak menjadi suatu hal
yang perlu diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah ketika
gerak dasar dilakukan dengan cara yang berbeda, anak secara tidak langsung akan
memperoleh perbendaharaan gerak, sehingga gerak dasarnya juga semakin kaya.
Anak-anak yang memiliki sedikit
pembentukan keterampilan dasar sampai usia 13 tahun kemungkinan mereka akan
kurang berminat untuk belajar keterampilan gerak pada masa adolesensi/masa
remaja. Mereka yang memiliki kemampuan gerak dasar kurang akan menemui kesukaran
untuk mempelajari keterampilan yang kompleks., mereka harus memperoleh
perhatian khusus untuk meningkatkan kemampuan gerak dasarnya.
Oleh karena itu, pentingnya penguasaan
gerak dasar bagi siswa Sekolah Dasar harus mendapatkan perhatian dari guru PJOK.
Anda sebagai seorang guru PJOK harus mampu mengklasifikasikan dan mengembangkan
keterampilan gerak dasar dalam bentuk atau model-model yang menarik dan mudah
dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar.
B. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani.
Komponen-komponen kebugaran jasmani
adalah kata benda abstrak yang rasa keberadaannya di
dalam tubuh kita nyata, tetapi wujudnya hanya bisa dibayangkan.
Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah factor penentu derajat kondisi
setiap individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan segala
aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan
dapat melakukan tugas berikutnya dengan segera.
Pengelompokan jenis komponen kebugaran
jasmani banyak sekali ragam dan perbedaanya, akan sangat tergantung dari sudut
pandang mana jenis dan pengelompokan tersebut disusun, tinjauan ilmiah yang
digunakan, serta atas maksud dan kegunaan apa pengelompokan jenis tersebut akan
digunakan. Cara pembeda inilah yang disebut cara pembeda ilmiah yang
mendasarkan tinjauan dari sisi ontology, epistimologi, dan aksiologi sebuah
ilmu.
Pengelompokan komponen kebugaran
jasmani seperti yang tersebut dalam Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Jasmani
yang disusun oleh Wahjoedi (1994), adalah: (1) Kebugaran yang berhubungan
dengan kesehatan (physical fitness related health) dan (2) Kebugaran yang
berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related skill). Pada
pembagian ini bagian yang pertama yang pertama terdiri dari daya tahan jantung
dan paru-paru (cardiorespiratory), kekuatan (strength), daya tahan otot (muscle
endurance), kelentukan (flexibility), dan komposisi tubuh (body composition).
Pada bagian yang kedua (physical
fitness related health) terdiri dari; kecepatan (speed), kelincahan (agility),
daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), dan koordinasi
(coordination). Selain dari bagaian ini disebut juga kemampuan memanipilasi
suatu obyek yaitu ketepatan (accuracy).
Komponen-komponen tersebut dapat
dijelaskan pengertiannya sebagai berikut:
a.
Daya tahan (cardiorespiratory and muscle endurance)
Daya tahan (cardiorespiratory
and muscle endurance) adalah
kemampuan jantung untuk memompa darah dan paru-paru untuk melakukan respirasi (exhale
dan inhale) dan kerja kontraksi otot dalam waktu yang lama secara terus menerus
tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan segara pulih asal dalam waktu yang
singkat. Klasifikasi daya tahan:
1)
Daya tahan aerobik/aerobic endurance; sistem
pengerahan energi (menghirup, menyalurkan, dan menggunakan untuk kontraksi
otot) dengan menggunakan oksigen. Kebugaran aerobik dibutuhkan oleh siapapun
yang melakukan aktivitas dalam waktu yang lama dan terus menerus, lebih khusus
lagi bagi peserta didik yang diarahkan untuk mengambil spesialisi cabang
olahraga atletik nomor lari jarak menengah hingga marathon. Tingkat kebugaran
aerobik dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan, jenis kelamin, usia, lemak
tubuh, tingkat aktivitas.
2)
Daya tahan anaerobik/anaerobic endurance; adalah
merupakan istilah untuk menyebut cara kerja otot dalam waktu yang relatif
singkat tanpa menggunakan oksigen. Kerja otot/kontraksi otot timbul dari
pemecahan ATP (adenosine triphosphate) di dalam otot yang bersumber dari
gula darah dan gula otot. Pemecahan ATP ini menimbulkan energi dan ADP (adenosine
diposphate), ADP yang ditambah PC (posphocreatine) di dalam otot
akan menjadi ATP yang baru. Pembakaran dalam sistem energi yang tidak sempurna
akan menyisakan asam laktat, jika asam laktat ini menumpuk terlalu banyak di
dalam otot, mengakibatkan kelelahan yang amat sangat dan rasa pegal, bahkan
bisa menyebabkan kram otot. Asam laktat tidak selalu merugikan, sebab jika
menyatu dengan oksigen, asam laktat akan kembali menjadi sumber energi hingga
terurai secara tuntas dan keluar menjadi carbon diokside melalui proses
pengeluaran nafas, dan ion-ion hidrogen melalui pengeluaran keringat. Untuk
mempercepat proses peleburan asam laktat ini diperlukan pengguncangan (shaking),
dan bisa dilakukan dengan lari-lari kecil (joging) dalam waktu 15 – 20
menit sesuai dengan tingkat penumpukan.
b.
Kekuatan (strength).
Kekuatan (Strength);
adalah kemampuan tubuh mengerahkan tenaga untuk menahan beban yang diberikan. Klasifikasi strength
adalah:
1)
Kekuatan maksimum (maximum
strength); kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang hanya mampu mengangkat
sekali saja beban yang diberikan dan tidak mampu mengangkat lagi tanpa
beristirahat terlebih dahulu, atau dalam istilah kebugaran biasa disebut
sebagai 1 RM (1 repetition maximum). Pengetahuan mengenai 1 RM ini akan
sangat membantu untuk dapat mengembangkan tipe kekuatan yang lainnya (kekuatan
yang cepat (elastic/speed strength) dan daya tahan kekuatan (strength
endurance))
2)
Kekuatan yang cepat (elastic/speed
strength); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat
beban dalam jumlah yang besar dengan segera (dalam satuan waktu yang kecil).
Dalam istilah yang lebih umum kecepatan ini dapat juga disebut daya ledak (explosive
power)
3)
Daya tahan kekuatan (strength
endurance); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat
beban dalam jumlah yang besar berulang-ulang dalam waktu yang lama.
c.
Komposisi tubuh.
Komposisi
tubuh adalah perbandingan jumlah lemak yang terkandung di
dalam tubuh dengan berat badan seseorang. Kandungan lemak yang berlebihan akan
mengakibatkan terdesaknya organ tubuh yang lainnya sehingga mengganggu kinerja
organ tersebut. Namun lemak tak jenuh yang mudah diurai juga merupakan sumber
energi ketika karbohidrat dan cadangan glukosa dan glikogen sudah habis
dipakai.
d.
Kelentukan (flexibility).
Kelentukan (flexibility) adalah
kemampuan tubuh untuk menggunakan otot dan persendian dengan rentang yang luas.
Kelentukan terdiri dari kelentukan
dinamis dan kelentukan
statis.
e.
Kecepatan (speed).
Kecepatan (speed)
adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dan menggerakkan anggota tubuh
menempuh jarak tertentu dalam satu satuan waktu yang singkat. Tipe kecepatan;
1)
Kecepatan siklis, jika pergerakan merupakan
pengulangan satu bentuk keterampilan yang sama, biasanya digunakan untuk
menempuh jarak tertentu dalam waktu yang kecil, contoh dari keterampilan
tersebut adalah berlari, berenang, dan bersepeda
2)
Kecepatan asiklis, jika pergerakan merupakan
bentuk keterampilan yang berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai dengan tujuan
dari keterampilan tersebut, biasanya digunakan dalam permainan dan penggunaan
berbagai peralatan. Keterampilan dilakukan dalam waktu yang kecil
3)
Kecepatan reaksi, jika pergerakan dilakukan
sebagai tanggapan atas rangsang yang diberikan dan dilakukan dengan segera.
Contoh mudah dari kecepatan tipe ini adalah tendangan balasan pada olahraga
pencak silat (tarung).
f.
Kelincahan.
Kelincahan
adalah kemampuan tubuh untuk merubah-ubah posisi tubuh dan mengatasi rintangan
dengan dalam waktu yang singkat. Kelincahan ini merupakan perpaduan dari unsur
kelentukan dan kecepatan, bahkan kekuatan.
g.
Keseimbangan.
Keseimbangan
adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi dalam satu titik yang
diinginkan. Keseimbangan secara biomekanis sangat dipengaruhi oleh luasnya
bidang tumpu, ketinggian pusat masa tubuh, serta koefisien gesek antara tubuh
dengan bidang tubuh. Namun di sisi lain
juga dipengaruhi oleh kinerja system syaraf dan panca indera. Tipe dari keseimbangan
adalah keseimbangan statis dan dinamis.
h.
Koordinasi (coordination).
Koordinasi (coordination) adalah kemampuan
untuk menggerakkan anggota tubuh secara bersamaan dengan padu padan. Kemampuan
koordinasi sangat mendukung penguasaan keterampilan dasar gerak. Koordinasi
meliputi mata – tangan, mata - kaki, tangan – kaki, mata – tangan - kaki,
telinga – mata – kaki, dan seterusnya.
Selain pengelompokan jenis kebugaran
tadi, juga ada pengelompokan lainnya yang dikemukakan oleh Johnson dan
kawan-kawan dalam yaitu; 1. Medical fitness, 2. Functional fitness
dan 3. Motor fitness,
C.
Bentuk-bentuk Latihan Kebugaran Jasmani
Untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan gerak siswa SD, menurut Wall dan Murray (1994) dapat dilakukan
latihan melalui aktivitas : (1) menari (dance), (2) permainan (game),
dan (3) senam (gymnastic). Kemudian Ateng (1992) menyatakan bahwa
penyajian pembelajaran olahraga di SD sebaiknya dilaksanakan melalui bentuk
permainan karena bermain merupakan dunianya anak-anak. Dimana menurut Monks
dkk. (1989) menyatakan bahwa usia SD adalah usia masa kanak-kanak.
Masih menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia
bermain sehingga penyajian dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah
dalam bentuk permainan. Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk
memperlajari diri sendiri dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual
atau kelompok, aktif atau diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari
dunia tempat mereka hidup.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Penjas dan olahraga di Sekolah Dasar harus dikemas secara lengkap dengan
memperhatikan aspek gerak melalui permainan, karena dunia anak adalah dunia
bermain. Kaitannya dengan pengembangan kebugaran jasmani, guru harus mampu mendesain model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kebugaran
jasmani siswa.
Berikut beberapa contoh bentuk-bentuk latihan kebugaran
jasmani mengacu pada Permendikbud No. 22 tahun 2006 tentang standar isi:
a.
Latihan Kekuatan otot lengan
Bentuk latihan
kekuatan otot lengan secara sederhana melalui permainan antara lain sebagai berikut :
1) Nama Permainan: Siapa Cepat Berdiri
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
1) Jumlah pemain: tidak terbatas
2) Alat yang di gunakan: Tanpa alat
3) Tempat : di dalam atau di luar ruangan
2) Aturan Permainan
1) Semua siswa dibariskan di sisi panjang
lapangan
2) Tidak boleh ada yang bergerak sebelum ada
aba-aba dari guru, siswa yang bergerak duluan sebelum ada aba-aba dianggap
gugur.
3) Siswa yang berdiri paling duluan
merupakan pemenang dalam permainan ini.
4) Siswa yang pertama berdiri diberi
kepercayaan untuk mengawasi dan menentukan pemenang dalam permainan
selanjutnya, sampai ditemukan siswa yang paling akhir berdiri.
3) Cara Bermain
·
Semua siswa bersiap-siap di
pinggir lapangan dengan posisi siap merangkak.
·
Setelah ada aba-aba dari guru
semua siswa merangkak dari sisi yang satu menuju sisi yang lainnya.
·
Di tengah-tengah perjalanan
bila mendengar tanda yang dibunyikan oleh guru, maka siswa harus segera
berdiri.
·
Siswa yang berdiri lebih dulu
dinyatakan sebagai pemenang dalam permainan ini.
·
Permainan terus diulang-ulang
sesuai kebutuhan.
·
Siswa yang kalah menerima
hukuman sesuai kesepakatan.
b. Latihan Keseimbangan
1) Bentuk-bentuk latihan keseimbangan
Latihan
keseimbangan adalah bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang, baik pada saat
berdiri, duduk, maupun jongkok.
Macam-macam bentuk latihan keseimbangan tubuh adalah sebagai berikut:
a) Latihan keseimbangan berdiri bangau
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
a) Sikap permulaan berdiri tegak rileks.
b) Salah satu kaki diangkat dengan posisi
tangan dipegang secara berlawanan (jika yang diangkat kaki kanan tangan kiri
yang memegang).
c) Tangan kanan diluruskan ke samping.
d) Lakukan latihan ini 8 kali hitungan dan
kembali ke sikap awal.
b) Latihan keseimbangan dalam sikap kapal terbang
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
a) Berdiri tegak rileks dengan psosi kaki
dirapatkan dan kedua tangan direntangkan lurus ke samping.
b) Kemudian bungkukkan badan sambil
meluruskan salah satu kaki kiri atau kanan ke arah belakang.
c) Arah pandangan lurus ke depan dan
pertahankan gerakan ini selama 8 kali hitungan.
c.
Latihan Kelentukan
1)
Bentuk-bentuk latihan kelenturan adalah sebagai berikut :
a)
Latihan kelentukan pergelangan
tangan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
(a)
Pautkan jari-jari tangans atu sama lain putar telapak tangan
menjauhi tubuh, luruskan lengan-lengan dan regangkan selama 3 detik.
(b)
Tekan telapak tangan bersamaan dan regangkan pergelangan
tangan, pertahankan selama 3 detik.
(c)
Tekan punggung tangan bersamaan dan regangkan pergelangan
tangan, pertahankan selama 3 detik.
d.
Latihan kelentukan siku
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
a)Lakukan gerakan ektensi dan fleksikan
tiap siku.
b)Pertahankan setiap posisi selama 3 detik.
|
e.
Latihan kelentukan bahu
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
a)
Silangkan lengan-lengan di depan tubuh dan genggam bahu-bahu
yang berlawanan. Buat topangan regangan dan tahan
selama 3 detik.
b)
Letakkan siku kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri
untuk membuat topangan regangan. Tahan 3
detik dan ulangi dengan siku kiri.
c)
Letakkan satu tangan di atas kepala dan di belakang punggung.
Cobalah untuk mempertemukan tangan-tangan, buat topangan regangan dan tahan 3
detik serta ulangi dengan sisi yang lain.
f.
Latihan kelentukan leher
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
a) Letakkan kepala di atas bahu kiri dan
pertahankan selama 3 detik.
b) Letakkan dagu ke bahu kiri, pertahankan
selama 3 detik.
c) Putar gau ke bahu kiri dan pertahankan
selama 3 detik.
d) Putar dagu ke bahu kanan, pertahankan
selama 3 detik.
e) Tarik kepala sejauh mungkin ke depan dan
letakkan dagu di atas dada, pertahankan selama 3 detik.
f)
Tarik kepala sejauh mungkin ke belakang, sentuhkan belakang
kepala ke bahu, pertahankan selama 3 detik.
g.
Latihan kelentukan batang tubuh
Cara melakukannya adalah sebagai berikut
:
a)
Tangan-tangan di atas pinggang dan bengkokkan ke samping dan
tahan selama 3 detik setiap sisi.
Lakukan 3 sampai 5 kali setiap sisi.
b)
Kedua tangan berjabatan (kedua telapak tangan rapat) dan
lengan-lengan di atas kepala, bengkokkan ke samping dan tahan selama 3 detik
tiap sisi. Lakukan 3 sampai 5 kali tiap sisi.
|
h. Latihan kelentukan tungkai dan
punggung (Sikap berdiri atau mengangkang)
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
a) Capailah bawah kanan, pertahankan selama
3 detik.
b) Capailah bawah kiri, pertahankan selama 3
detik.
c) Capailah bawah tengah, pertahankan selama
3 detik.
d) Ulangi masing-masing latihan sebanyak 3
kali.
|
i.
Latihan kelentukan tungkai dan punggung (Sikap berdiri lurus)
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
a. Posisi duduk jongkok, pertahankan selama
1 detik.
b. Posisi bungkuk, pertahankan selama 3
detik.
c.
Ulangi masing-masing latihan sebnayak 3 kali.
d. Posisi cium lutut sebanyak 3 kali.
e. Ulangi posisi cium lutut sebanyak 3 kali.
j.
Latihan kelentukan punggung
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
a.
Lengkungkan punggung, pertahankan selama 3 detik.
b.
Bulatkan punggung, pertahankan selama 3 detik.
c.
Skala lutut kanan, pertahankan selama 3 detik.
d.
Skala lutut kiri, pertahankan selama 3 detik.
e.
Duduk berlutut dan dahi di lantai, pertahankan selama 3 detik.
f.
Lengkungkan naik, pertahankan selama 3 detik.
g.
Ke depan, pertahankan selama 3 detik.
h.
Lengkungkan naik, lutut dibengkokkan, pertahankan selama 3
detik.
k.
Latihan Kecepatan
Hampir semua cabang olahraga
memerlukan kecepatan, untuk melatih kecepatan dapat dilakukan melalui permainan
sebagai berikut:
Nama Permainan: Membuat Kelompok
a)
Cara melakukannya sebagai berikut:
1) Jumlah pemain: Tidak terbatas
2) Alat yang digunakan: Tanpa alat
3) Tujuan permainan: Untuk melatih reaksi dan sosialisasi
4) Tempat: Halaman sekolah atau ruangan olahraga
5) Susunan kelas :
Siswa membuat sebuah lingkaran
b) Aturan Permainan:
1) Semua siswa harus terlibat dalam permainan ini
2) Posisi guru boleh ditengah-tengah atau di luar lingkaran
3) Siswa tidak boleh bergerak sebelum ada aba-aba dari guru baik
tepukan atau bunyi pluit
4) Siswa yang tidak mendapatkan kelompok mendapat hukuman
berdasarkan kesepakatan semua siswa dan guru
c) Cara bermain
1) Guru menjelaskan pada siswa didik bahwa mereka akan mengambil
bagian dalam suatu permainan yang menuntut mereka untuk berfikir dan bertindak
cepat.
2) Guru memulai permainan dengan menjelaskan bahwa jika ia
meneriakkan angka tertentu, seketika itu pula para siswa harus secepat mungkin
membuat kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
3) Seluruh siswa berada dalam ruangan atau lapangan dan berpencar
di sepanjang pinggir lapangan sambil berjalan atau berlari-lari kecil, sambil
mendengarkan aba-aba yang akan diberikan oleh guru. Aba-aba ini berupa angka
yang harus diteriakkan oleh guru dengan keras dan lantang agar semua siswa
dapat mendengar aba-aba yang diberikan.
4) Angka harus disebutkan dengan cepat, dan para siswa harus
bergerak dengan cepat untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan angka yang
disebutkan oleh guru.
5) Siswa yang tidak mendapatkan kelompok akan menerima hukuman
sesuai kespakatan.
l.
Latihan Kecepatan Reaksi
Latihan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan metode pertandingan, untuk
mencapai waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan. Bentuk-bentuk latihan tersebut antara lain :
a) Dengan permainan “Hitam Hijau”, aba-aba
mula-mula lambat, makin lama makin cepat.
a. Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dan harus
dikerjakan secepat-cepatnya.
b. Latihan dengan lemparan bola sebanyak mungkin dalam waktu
tertentu.
c. Bertanding lari sebenarnya, dengan aba-aba start pistol atau
peluit.
m.
Latihan Kelincahan,
koordinasi, dan reaksi
a) Nama Permainan: Ular
Makan Ekornya
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
1)
Jumlah pemain: tidak terbatas
2)
Alat yang di gunakan: tanpa
alat
3)
Tempat: di bangsal senam,
atau di halaman, atau di lapangan
b) Aturan Permainan
1)
Siswa dibagi dalam 4 kelompok
dengan formasi berbanjar
2)
Setiap kelompok dibagi dalam
3 peran yang berbeda, yaitu: siswa yang berada paling depan bertindak sebagai
kepala ular, bagian tengah anggota kelompok bertugas sebagai badan ular, dan
paling belakang dari kelompok bertindak sebagai ekor ular.
3)
Siswa dibarisan kedua sampai
belakang harus memegang perut temannya.
4)
Kelompok yang terlepas
pegangannya dinyatakan kalah.
5)
Pemenang ditentukan oleh
kelompok yang pertama menyentuh ekor ular.
6)
Kelompok yang melakukan
kecurangan dinyatakan kalah dan diberi hukuman sesuai kesepakatan.
c)
Cara Bermain
1)
Semua siswa bersiap-siap
berbanjar ke belakang sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan.
2)
Setelah ada aba-aba dari guru
semua kelompok bergerak untuk memulai permainan. Kepala ular berusaha menyentuh
ekor ular, sementara ekor ular harus sebisa mungkin menghindar dari kepala
ular.
3)
Badan ular meliuk-liuk
mengikuti gerakan kepal ular atau ekor ular.
4)
Ekor ular yang tertangkap
oleh kepala ular dinyatakan kalah.
5)
Kelompok yang paling pertama
ekor ularnya dimakan oleh kepala ular maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai
pemenang.
6)
Kelompok yang paling akhir
ekornya dimakan oleh kepalanya maka kelompok tersebut mendapatkan hukuman
sesuai kesepakatan.
7)
Ulangi permainan ini dengan berganti peran.
n.
Latihan Kekuatan
Otot Kaki/tungkai
Bentuk-bentuk latihan kekuatan
otot kaki secara
sederhana dapat dilakukan melalui permainan.
a) Nama Permainan: Perlombaan Naik Kuda
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
1)
Jumlah pemain: tidak terbatas
2)
Alat yang di gunakan: tanpa
alat
3)
Tempat: di lapangan olahraga
4)
Susunan kelas : lihat gambar
b) Aturan Permainan
Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :
1)
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok dengan jumlah anggota kelompok yang sama.
2)
Aba-aba dilakukan dua kali,
apabila ada kuda yang berlari sebelum ada aba-aba dari guru maka dinyatakan
gugur.
3)
Jarak tempuh masing-masing lintasan ± 30 meter.
4)
Kuda yang keluar lintasan
dinyatakan gugur.
5)
Apabila joki terjatuh dari
kudanya maka kelompok tersebut dinyatakan gugur.
6)
Pemenangnya ditentukan kuda
terakhir pada masing-masing kelompok
menyentuh garis finish.
o. Latihan Kekuatan otot
lengan, perut, dan kaki
Secara sederhana dapat dilakukan melalui permainan berikut.
a) Perlombaan Gerobak Dorong
Cara melakukannya sebagai berikut:
1) Jumlah pemain: tidak terbatas
2) Alat yang di gunakan: tanpa alat
3) Tujuan permainan: untuk melatih kekuatan otot tangan, perut,
dan kaki, kerjasama
4) Tempat: di bangsal senam, atau di halaman, atau di lapangan
5) Susunan kelas: lihat gambar.
b) Aturan Permainan
1) Semua siswa saling berpasangan, yang tidak kebagian pasangan
bertugas menjadi juri membantu guru mengawasi permainan.
2) Aba-aba dilakukan dua kali
3) Pasangan yang bergerak lebih dulu sebelum ada aba-aba akan
mendapatkan peringatan dari guru, kalau mengulangi hal yang sama maka pasangan
tersebut akan didiskualifikasi (dianggap
gugur)
4) Jarak tempuh pada masing-masing lintasannya ± 10 meter.
5) Gerobak yang keluar
lintasan dinyatakan gugur.
6) Pemenangnya ditentukan oleh gerobak yang pertama menyentuh garis finish.
c) Cara Bermain
1) Guru menyiapkan 4 lintasan permainan dengan jarak lintasannya
± 10 meter.
2) Masing-masing pasangan bersiap-siap dibelakang garis start,
pada tiap-tiap lintasan.
3) Pada aba-aba yang pertama siswa yang bertindak sebagai pemilik
gerobak memegang pergelangan kedua kaki siswa yang berperan sebagai gerobak.
4) Aba-aba kedua gerobak segera bergerak dengan cara
merangkak/berjalan menggunakan kedua tangan sementara kedua kaki dipegang sama
pemilik gerobak.
5) Selanjutnya gerobak bergerak menuju garis finish yang sudah
ditentukan, setelah sampai digaris finish maka segera tukar posisi, yang semula
bertindak sebagai gerobak sekarang menjadi pemilik gerobak dan sebaliknya.
Kemudian tanpa menunggu aba-aba lagi segera berlari menuju garis start pertama
yang sekarang akan dijadikan garis finish.
6) Permainan terus dilanjutkan pada pasangan berikutnya.
7) Setelah itu dilombakan lagi pasangan yang menang dengan
pasangan yang menang sampai menemukan pasangan yang tidak pernah kalah, dan
pasangan itulah pemenangnya.
8) Pemenang dalam permainan ini akan mendapatkan hadiah
DAFTAR
PUSTAKA
Grant Donovan, Jane Mc Namara, Peter
Gianoli, Koreksi Gerakan Senam yang Membahayakan, Jakarta: P.T. RAJA
GRAFINDO PERSADA 2001
Ladislaus
Naisaban, Bergembira Bersama 100 Permainan Rakyat, PT Grasindo, Jakarta,
2007
Marry P Mc Gowan, MD, Jo Mc Gowan Copra,
William P. Castelli, MD, Menjaga Kebugaran Jantung, Jakarta:
P.T. RAJA GRAFINDO PERSADA 2001
Mukhtar, M.Pd., Dr., Martinis Yamin,
M.Pd., Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: P.T. SESAMA MITRA
SUKSES, 2003
Nancy Burstein, Senam Dingklik: Petunjuk
Mutakhir, Cara Latihan yang Efisien, Jakarta: P.T. RAJA GRAFINDO
PERSADA 1996
Oemar Hamalik, Dr. Prof., Pendidikan
Guru: Berdasar Pendekatan Kompetensi, Jakarta: P.T BUMI AKSARA, 2002
Pepen Supendi
dan Nurhidayat, Fun Game, 50 permainan menyenangkan di indoor dan outdoor,
Penebar Swadaya, Jakarta, 2007
Permendiknas
no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Richard R Brown, Joe Henderson, Bugar
Dengan Lari, Jakarta: P.T. RAJA GRAFINDO PERSADA 1994
Soemitro, Permainan
Kecil, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta,1999.
Sukintaka, Dr. Prof., Teori
Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan, Bandung: Nuansa, 2001
Thomas R Beachle, Roger W Earle, Bugar
dengan Latihan Beban, Jakarta: P.T. RAJA GRAFINDO PERSADA 2002
Wahjoedi, Landasan Evaluasi Pendidikan
Jasmani, Jakarta: P.T. RAJA GRAFINDO PERSADA 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar