Minggu, November 01, 2015

Olahraga Membentuk Karakter

      Olahraga Membentuk Karakter 
Oleh :
 Muharil.S.Pd
1    



            Upaya olahraga membentuk karakter
Ungkapan bijak “sport build character” telah ada sejak zaman Yunani kuno. Ia telah menjadi sebuah credo dan keyakinan sejarah dari waktu kewaktu. Di awal kemerdekaan, Bung Karno menggunakan Spirit ungkapan tersebut untuk membangkitkan kemandirian Bangsa Indonesia. Menurut Bung Karno “kita bukan saja membentuk suatu bangsa yang bersatu, namun suatu bangsa yang bersatu dan berkarakter dan olahraga adalah komponen mutlak dari proses pembentukan karakter itu.  maksud membangun karakter dengan olahraga adalah:
Istilah character building atau pembentukan karakter bangsa adalah suatu ide bahwa setiap individu manusia memiliki ciri watak pribadi yang dicerminkan dari budi pekerti atau nilai jiwanya yang luhur dan mulia. Di gambarkan oleh Bung Karno, pada saat memberikan amanat kepada olahragawan yang akan diikut Ganefo pada tanggal 8 November 1863, bahwa harga diri seseorang bukan dari keturunan, kasta, atau yang lain, tetapi dari budi pekerti atau karakter yang luhur dan mulia. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kedaulatan rakyat (demokrasi) adalah sebagai karakter bangsa Indonesia. Setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama. Ia juga memiliki kebebasan untuk mengekspresikan hak-haknya. Tapi perlu segera kenyataannya, memerlukan disiplin, toleransi dan bertindak. Dan, dalam konteks yang demikian, olahraga sangat membantu dalam pengembangan, pemupukan, serta pemeliharaannya.


Olahraga mengajarkan pada seseorang pada kedisiplinan, jiwa sportivitas, tidak mudah menyerah, mempunyai jiwa kompetitif yang tinggi, semangat bekerja sama, mengerti akan adanya aturan, berani mengambil keputusan. Pendek kata, olahraga akan membentuk manusia dengan kepribadian yang sehat. Ini relevan dengan pemikiran Baron Piere de Coubertin, penggagas Olympiade moderen bahwa tujuan olahraga terletak pada fungsinya.Olahraga juga membina manusia menuju kesempurnaan seperti tercermin dalam motto. Citius, Altius, Fortius, telah diakui dunia sebagai gerakan Olympiade (Olympic Movement). Citius, sesungguhnya tidak hanya diartikan sebagai lebih cepat atau tercepat, seperti terekam pada prestasi seseorang atlit dalam berlari, namum makna sesungguh nya menunjukkan kualitas mental seseorang mampu mengambil keputusan lebih cepat dan lebih cerdas. ( Jurnal Sport Pedagogy MPO 2013: 64) 
Olahraga merupakan sekolah kehidupan (school for life). Sejumlah ketrampilan dan nilai merupakan pondasi perkembangan penyeluruhan dari para pemuda dapat dipelajari melalui kegiatan bermain, pendidikan jasmani dan olahraga ketika sekelompok orang bermain sepak bola, misalnya mereka bukan hanya sekedar mengiring dan menendang bola. Hakikat nya mereka belajar bekerja sama, mengatasi rintangan, memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Karena itu, tidak mengherankan jika sejak tahun 2000, di Zimbabwe telah dikembangkan Youth Education Through Sport (YETS) di 10 provinsi. Sebuah program olahraga dan pendidikan dari pemuda untuk pemuda yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian pemuda termasuk didalam nya pembentukan disiplin, harga diri, kerja sama, toleransi, kejujuran dan rasa hormat terhadap orang lain. Setiap partisipan harus membuat komitmen untuk tinggal disekolah dan menjadi sukarelawan dimasyarakat. Mereka mensosialisasikan sejumlah kecakapan hidup atau life skills kepada para pemuda melalui tutor sebaya atau model.
Upaya pembangunan karakter dalam olahraga harus dilakukan sejak kecil, oleh karena itu perlu strategi agar pembangunan karakter benar-benar bisa terwujud, menurut Megawangi (2004: 57)beliu menjabarkan bahwa ada beberapa strategi untuk pembangunan karakter diantaranya:
1) Keteladanan, memiliki integritas tinggi serta memiliki kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial, dan profesional.2) Pembiasaan.3) Penanaman kedisiplinan.4) Menciptakan suasana yang kondusif.5) Integrasi dan internalisasi6) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikanjasmani dan olahraga.7) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dantoleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.8) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar/latihdalam penjas/olahraga.9) Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga, sertamemahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.10) Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lainmelalui pengamalan fair play dan sportivitas.11) Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangankesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.12) Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidupsehat.
Di Aceh khususnya di sekolah sosial olahraga real madrid nilai karakter akan dibentuk sejak usia dini hingga nanti akan mampu melahirkan pemain sepakbola yang memiliki karakter pembeda dengan yang lainnnya. Dalam hal ini peran pelatih dan official sangat berpengaruh.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga dengan nyata dan jelas dapat membentuk dan membangun karakter individu yang bermuara pada pembentukan karakter bangsa yang kuat. Kuatnya karakter olahragawan suatu bangsa juga mencerminkan kuatnya karakter masyarakat bangsa tersebut. Dahulu olahraga menjadi ajang untuk menyatukan pemuda dan menjadi ajang pemersatu bangsa. Apabila olahraga telah dipandang sebagai penerang dalam kehidupan maka semua nilai dan karakteristik dalam olahraga tersebut akan melekat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Program Mandatori optimalisasi Tugas Dan Fungsi APKS PGRI, LKBH PGRI serta pengelolaan Keanggotaan dan Keuangan melalui PGRI, SLCC PGRI dan DKGI Organisasi

Penguatan Program Mandatori optimalisasi Tugas Dan Fungsi APKS PGRI, LKBH PGRI serta pengelolaan Keanggotaan dan Keuangan melalui PGRI, SLCC...