Olahraga Membentuk Karakter
Oleh :
Muharil.S.Pd
1
Upaya olahraga membentuk karakter
Ungkapan bijak “sport
build character” telah ada sejak zaman Yunani kuno. Ia telah menjadi sebuah
credo dan keyakinan sejarah dari waktu kewaktu. Di awal kemerdekaan, Bung Karno
menggunakan Spirit ungkapan tersebut untuk membangkitkan kemandirian Bangsa
Indonesia. Menurut Bung Karno “kita bukan saja membentuk suatu bangsa yang
bersatu, namun suatu bangsa yang bersatu dan berkarakter dan olahraga adalah komponen mutlak dari proses
pembentukan karakter itu. maksud
membangun karakter dengan olahraga
adalah:
Istilah
character building atau pembentukan
karakter bangsa adalah suatu ide bahwa setiap individu manusia memiliki ciri
watak pribadi yang dicerminkan dari budi pekerti atau nilai jiwanya yang luhur
dan mulia. Di gambarkan oleh Bung Karno, pada saat memberikan amanat kepada
olahragawan yang akan diikut Ganefo pada tanggal 8 November 1863, bahwa harga
diri seseorang bukan dari keturunan, kasta, atau yang lain, tetapi dari budi
pekerti atau karakter yang luhur dan mulia. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
kedaulatan rakyat (demokrasi) adalah sebagai karakter bangsa Indonesia. Setiap
orang memiliki hak dan kesempatan yang sama. Ia juga memiliki kebebasan untuk
mengekspresikan hak-haknya. Tapi perlu segera kenyataannya, memerlukan
disiplin, toleransi dan bertindak. Dan, dalam konteks yang demikian, olahraga
sangat membantu dalam pengembangan, pemupukan, serta pemeliharaannya.
Olahraga mengajarkan pada seseorang pada
kedisiplinan, jiwa sportivitas, tidak mudah menyerah, mempunyai jiwa kompetitif
yang tinggi, semangat bekerja sama, mengerti akan adanya aturan, berani
mengambil keputusan. Pendek kata, olahraga akan membentuk manusia dengan
kepribadian yang sehat. Ini relevan dengan pemikiran Baron Piere de Coubertin,
penggagas Olympiade moderen bahwa tujuan olahraga terletak pada
fungsinya.Olahraga juga membina manusia menuju kesempurnaan seperti tercermin
dalam motto. Citius, Altius, Fortius, telah diakui dunia sebagai gerakan
Olympiade (Olympic Movement). Citius, sesungguhnya tidak hanya diartikan
sebagai lebih cepat atau tercepat, seperti terekam pada prestasi seseorang
atlit dalam berlari, namum makna sesungguh nya menunjukkan kualitas mental
seseorang mampu mengambil keputusan lebih cepat dan lebih cerdas. ( Jurnal Sport Pedagogy MPO 2013: 64)
Olahraga merupakan sekolah kehidupan (school for life). Sejumlah ketrampilan
dan nilai merupakan pondasi perkembangan penyeluruhan dari para pemuda dapat
dipelajari melalui kegiatan bermain, pendidikan jasmani dan olahraga ketika
sekelompok orang bermain sepak bola, misalnya mereka bukan hanya sekedar
mengiring dan menendang bola. Hakikat nya mereka belajar bekerja sama,
mengatasi rintangan, memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Karena itu, tidak
mengherankan jika sejak tahun 2000, di Zimbabwe telah dikembangkan Youth Education Through Sport (YETS)
di 10 provinsi.
Sebuah program olahraga dan pendidikan dari pemuda untuk pemuda yang bertujuan
untuk mengembangkan kepribadian pemuda termasuk didalam nya pembentukan
disiplin, harga diri, kerja sama, toleransi, kejujuran dan rasa hormat terhadap
orang lain. Setiap partisipan harus membuat komitmen untuk tinggal disekolah
dan menjadi sukarelawan dimasyarakat. Mereka mensosialisasikan sejumlah
kecakapan hidup atau life skills
kepada para pemuda melalui tutor sebaya atau model.
Upaya
pembangunan karakter dalam olahraga harus dilakukan sejak kecil, oleh karena
itu perlu strategi agar pembangunan karakter benar-benar bisa terwujud, menurut
Megawangi (2004: 57)beliu
menjabarkan bahwa ada beberapa strategi untuk pembangunan
karakter diantaranya:
1) Keteladanan, memiliki integritas
tinggi serta memiliki kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial, dan profesional.2)
Pembiasaan.3) Penanaman kedisiplinan.4) Menciptakan suasana yang kondusif.5)
Integrasi dan internalisasi6) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui
internalisasi nilai dalam pendidikanjasmani dan olahraga.7) Membangun landasan
kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dantoleransi dalam
konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.8) Menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar/latihdalam penjas/olahraga.9)
Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga,
sertamemahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.10) Menumbuhkan
kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lainmelalui
pengamalan fair play dan sportivitas.11) Menumbuhkan self esteem sebagai
landasan kepribadian melalui pengembangankesadaran terhadap kemampuan dan
pengendalian gerak tubuh.12) Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani dan pola hidupsehat.
Di
Aceh khususnya di sekolah sosial olahraga real madrid nilai karakter akan
dibentuk sejak usia dini hingga nanti akan mampu melahirkan pemain sepakbola
yang memiliki karakter pembeda dengan yang lainnnya. Dalam hal ini peran
pelatih dan official sangat berpengaruh.
Uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga dengan nyata dan jelas dapat membentuk
dan membangun karakter individu yang bermuara pada pembentukan karakter bangsa
yang kuat. Kuatnya karakter olahragawan suatu bangsa juga mencerminkan kuatnya
karakter masyarakat bangsa tersebut. Dahulu olahraga menjadi ajang untuk
menyatukan pemuda dan menjadi ajang pemersatu bangsa. Apabila olahraga telah
dipandang sebagai penerang dalam kehidupan maka semua nilai dan karakteristik
dalam olahraga tersebut akan melekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar