Minggu, Oktober 02, 2016

Yang di prediksi Vs Yang beprestasi ( Kontingen PON XIX Provinsi Aceh)

Kontingen Aceh berhasil memecahkan rekor dalam perolehan medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat. Pada ajang multieven ini, duta Tanah Rencong mendulang 8 medali emas, 7 perak, dan 9 perunggu. Raihan ini melewati target yang ditetapkan KONI Aceh yaitu tujuh medali emas.
Bagi Aceh, ini merupakan prestasi mengesankan sepanjang sejarah pelaksanaan PON sejak pertama pada 9-12 September 1948 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Pasalnya, atlet Aceh sukses menumbangkan rekor yang bertahan selama 27 tahun.
Seperti diketahui, dari 13 kali PON sebelumnya, wakil Aceh pernah mencatat hasil memuaskan pada PON 1989 di Jakarta. Ketika itu, Tanah Rencong berhasil mengumpulkan 7 medali emas, 2 perak, dan 9 perunggu. Sehingga sukses menembus peringkat 15 besar.
Akhirnya, prestasi 27 tahberpressebut berhasil dilewati anak-anak muda Aceh saat tampil di Tanah Legenda Jawa Barat. Rekor iitu pecah seusai cabang tarung derajat menyumbang dua emas, angkat besi (2), serta atletik, terjun payung, kempo, dan panahan masing-masing satu emas. Hingga tadi malam, Aceh berada di peringkat 17 dalam daftar peroleh medali sementara PON XIX.
Di Solo, atlet Aceh tak ikut dan berlanjut absen saat PON 1951 di Jakarta, 1953 di Medan dan 1957 di Makassar. Tanah Rencong tampil perdana pada PON 1961 di Jawa Barat dengan meraih 2 perak dan 1 perunggu.
Lalu, PON 1965 yang dijadwalkan di Jakarta, tapi batal akibat peristiwa G30S/PKI. Prestasi Aceh pada PON 1969 di Jawa Timur justru menurun yang hanya meraih 2 perunggu. Aceh akhirnya meraih 2 emas, 1 perak dan 6 perunggu pada PON 1973 di Jakarta. Kemudian, prestasi menurun lagi pada PON 1977 di Jakarta dengan meraih 1 perak dan 7 perunggu. Pada PON 1981 di Jakarta berhasil meraih 1 emas, 3 perak, dan 3 perunggu

Namun yang paling menarik pada PON XIX Jawa barat terjadi pada kontingen PON Aceh yaitu yang awalnya Atlet dari cabang cabang olahraga prioritas sudah diprediksi akan mendulang emas dirancang PON ke XIX ini tidak sesuai dengan harapan dan prediksi Pemerintah Aceh. Harapan dan kenyataan yang berbanding terbalik ketika pon berakhir ternyata Atlet yang membawa pulang emas adalah Atlet dari cabang olahraga yang tidak masuk dalam prediksi dan prioritas, yang menarik nya lagi adanya perbedaan jadwal Training center (TC) dan masa Tc yang hanya satu bulan pada saat masuk PELATDA ..Atlet dari cabang olahraga yang tidak berprestasi pada saat ajang PRa PON terkesan di anak tirikan. Namun kenyataan berbanding terbalik yang seharusnya berprestasi tidak membawa hasil apa apa.. yang berprestasi adalah yang tidak berprestasiadalah yang tidak dipredi
ksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penguatan Program Mandatori optimalisasi Tugas Dan Fungsi APKS PGRI, LKBH PGRI serta pengelolaan Keanggotaan dan Keuangan melalui PGRI, SLCC PGRI dan DKGI Organisasi

Penguatan Program Mandatori optimalisasi Tugas Dan Fungsi APKS PGRI, LKBH PGRI serta pengelolaan Keanggotaan dan Keuangan melalui PGRI, SLCC...